Kubah lava berperan penting dalam proses erupsi, yang merupakan ciri khas Merapi, yaitu adanya pertumbuhan dan penghancuran kubah lava. Kubah lava dapat diamati secara visual. Parameter yang penting untuk dipantau secara umum adalah morfologi, volume, dan lokasi topografis tumbuhnya kubah.
Sebelum teknik fotografi ditemukan, analisis pengamatan kubah dilakukan melalui sketsa tangan. Setelah kamera fotografi dengan film ditemukan dan berkembang, peranan sketsa perlahan tergeser.
Pada zaman sekarang, perkembangan teknologi fotografi digital sangat membantu proses analisis pengamatan kubah secara lebih akurat. Foto satelit, yang berbiaya sangat mahal, kadangkala sangat diperlukan sebagai pembanding dari foto yang diambil dari permukaan bumi.
Informasi dasar Merapi
Lokasi Geografis: Pulau Jawa, Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tipe: Stratovolcano Dimensi (perkiraan): Garis tengah 28 km, area 300-400 km2, volume 150 km3 Titik tertinggi (WGS-84): Puncak Garuda 2987 meter, koordinat 7"32'25.39S 110"26'49.02"E
Konteks Geodinamika: Konvergensi lempeng Indo-australia dengan lempeng benua Asia.
Petrologi: magma tipe basaltik-andesitik. Dinamika erupsi: leleran lava, pembentukan kubah, terjadi awan panas, dan sesekali bersifat eksplosif. (Sumber: Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian/ BPPTK Yogyakarta).
Lokasi Geografis: Pulau Jawa, Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tipe: Stratovolcano Dimensi (perkiraan): Garis tengah 28 km, area 300-400 km2, volume 150 km3 Titik tertinggi (WGS-84): Puncak Garuda 2987 meter, koordinat 7"32'25.39S 110"26'49.02"E
Konteks Geodinamika: Konvergensi lempeng Indo-australia dengan lempeng benua Asia.
Petrologi: magma tipe basaltik-andesitik. Dinamika erupsi: leleran lava, pembentukan kubah, terjadi awan panas, dan sesekali bersifat eksplosif. (Sumber: Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian/ BPPTK Yogyakarta).